Gangguan gizi pada anak dibawah
usia dua tahun pada umumnya secara kuantitas tidak pernah berkurang. Demikian
juga yang terjadi di Indonesia dimana cenderung naik yang kalau tidak segera
ditangani dapat mempengaruhi pertumbuhan generasi penerus bangsa selanjutnya.
Untuk mengatasinya sebetulnya Indonesia sudah mempunyai formulasi tepat yang
namanya Posyandu. Dimana Posyandu dapat melaksanakan fungsi dasar sebagai unit
pemantau tumbuh kembang anak, serta menyampaikan pesan kepada ibu sebagai agen
pembaharuan dan anggota keluarga yang memiliki bayi dan balita dengan
mengupayakan bagaimana memelihara anak secara baik yang mendukung tumbuh
kembang anak sesuai dengan potensinya.
Pemeliharaan dan perawatan
kesejahtreraan ibu dan anak-anak sejak usia dini merupakan suatu strategi dalam
upaya pemenuhan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi peningkatan derajat
kesehatan gizi yang baik, lingkungan sehat dan aman, pengembangan psikososial,
kemampuan berbahasa dan pengembangan kemampuan kognitif serta perlindungan anak
tehadap pengabaian.
Kecamatan Lindu merupakan kecamatan
dengan penduduk kurang lebih 4600 jiwa dengan mata pencaharian sebagian besar
sebagai petani coklat, kopi dan bersawah. Kecamatan Lindu merupakan daerah
wisata dimana disalah satu desa yaitu desa Tomado terdapat lokasi tempat
diadakan Festival Danau Lindu setiap tahunnya. Terdapat juga beberapa situs
bersejarah, salah satunya terdapat makam Maradindo yang diyakini dan dipercaya
oleh masyarakat Lindu sebagai tokoh adat tertua. Maradindo sang tokoh
legendaris ini adalah pemersatu masyarakat Lindu yang dahulunya sering bertikai
antar suku.
Sebaran penduduk di kecamatan Lindu sendiri
beragam, ada empat desa yang berada pada suatu persekutuan integral masyarakat
Lindu, yaitu desa Langko, desa Tomado dan desa Anca serta desa Puroo. Sedangkan
sebaran dusun dari masing-masing desa tersebut berada di seberang danau Lindu,
yaitu Wongkodono, Sangali, Lembosa, Kanawu dan Kangkuro dusun-dusun tersebut
biasa di sebut dusun sulit, karena untuk menuju kesana harus menggunakan
ketinting atau perahu dengan melintasi danau Lindu serta medan jalan antara
dusun satu kedusun yang lain berlubang, penuh genangan air dan lumpur.
Berdasarkan sebaran penduduk diatas
tentu saja menjadi persoalan tersendiri bagi tenaga kesehatan, dimana setiap
desa memiliki karakteristik dan kesulitan sendiri-sendiri. Khususnya untuk
pelayanan Posyandu dikecamatan Lindu yang sebenarnya sudah tersebar pada
sebelas titik dimasing-masing desa dan dusun. Yaitu: Posyandu Puroo, Langko,
Tomado, Anca, Kalora, Sangali, Kangkuro, Wongkodono, Kanawu atas, Kanawu bawah
dan Lembosa. Berikut analisis SWOT Program Posyandu untuk Kecamatan Lindu:
Analisis SWOT Program
Posyandu kecamatan Lindu
Strength (Kekuatan)
|
Weakness (Kelemahan)
|
Opportunity (Peluang)
|
Treat
(Ancaman)
|
SDM
Puskesmas bersedia membantu
|
Belum
ada laporan dan sistem pendataan yang lengkap untuk posyandu
|
Dukungan
Puskesmas
|
Keadaan
Geografis, yaitu jarak antar dusun satu dan lainnya terpisah oleh danau
|
Tersedia
11 posyandu
|
Vaksin
imunisasi cepat rusak, karena tempat penyimpanan vaksin (Kulkas minyak tanah)
sering mengalami kerusakan
|
Adanya
dukungan pemerintah desa dan kecamatan setempat
|
Jadwal
keberangkatan transportasi danau tidak teratur.
|
BOK
|
Peralatan
posyandu tidak lengkap.
|
Keinginan
masyarakat untuk diadakan posyandu secara rutin cukup tinggi.
|
|
|
Kegiatan
Posyandu belum maksimal. Biasanya hanya dilakukan penimbangan saja tiap kali
Posyandu dilaksanakan.
|
|
|
Setelah
dilakukan wawancara dengan petugas puskesmas dan masyarakat di beberapa desa
tersebut diatas, pelaksanaan posyandu di kecamatan Lindu mengalami kemunduran
baik itu dari sisi kader yang banyak tidak aktif lagi dengan berbagai alasan
diantaranya sudah lanjut usia ataupun pindah tempat tinggal apa lagi setelah tanggal
18 Agustus 2012 terjadi gempa di kecamatan Lindu dengan kekuatan 6,3 SC dan
cukup banyak memakan korban terutama di dua desa yaitu desa Tomado dan desa Anca
baik itu korban harta benda dan korban jiwa, dari kejadian gempa tersebut
sampai dengan saat ini beberapa Posyandu belum dilaksanakan kembali. Kecamatan Lindu sendiri mempunya 4
desa dengan 11 Posyandu. Akan tetapi hanya 4 Posyandu yang aktif. Sedangkan untuk
kelengkapan peralatan, semua posyandu di kecamatan Lindu belum memiliki
peralatan yang lengkap sebagaimana seharusnya Posyandu miliki untuk menunjang
pelayanan. Semua posyandu di kecamatan Lindu hanya melakukan
penimbangan serta pemeriksaan ibu hamil saja. Disamping masalah tersebut
sebagian besar posyandu belum memiliki jumlah kader yang cukup bila
dibandingkan dengan jumlah sasaran. Masalah lain lagi yaitu sebagian besar
kader masih belum mampu mandiri, karena masih bergantung pada petugas puskesmas
sebagai Pembina serta penghargaan terhadap kader masih rendah. Sedangkan untuk
Posyandu yang berada di desa sulit sudah lama sekali tidak dilakukan Posyandu.
Sebagai contoh dusun Lembosa dan dusun Sangali Posyandunya sudah cukup lama
digabung dengan Posyandu dusun Kanawu. Sedangkan setelah kami melakukan
kunjungan di desa-desa tersebut medan dari dusun Sangali dan dusun Lembosa
menuju dusun Kanawu sangatlah sulit. Bahkan tukang ojek dengan jam terbang
tinggi sekalipun “menyerah” tidak mau mengantar kami walaupun kami sanggupi
membayar mereka dua ratus ribu sekali jalan. Terbayanglah betapa sulitnya
ibu-ibu itu mengantarkan bayi mereka menuju Posyandu atau untuk memeriksakan
kehamilan mereka.
Berdasarkan data
diatas maka revitalisasi Posyandu sudah mutlak dilakukan di kecamatan Lindu.
Revitalisasi Posyandu merupakan upaya perbaikan dalam membangun Sumber Daya
Manusia sejak dini. Jika Posyandu dilaksanakan dengan baik, maka upaya untuk
pemenuhan kebutuhan dasar pengembangan anak akan baik pula.
Revitalisasi
Posyandu juga perlu dilaksanakan mengingat kecamatan Lindu merupakan Daerah
Bermasalah Kesehatan Khusus dengan adanya cacing endemis danau Lindu yaitu
cacing Schistosomiasis, orang Lindu biasanya menyebut penyakit yang disebabkan
oleh cacing ini “Penyakit keong” cacing schistosmiasis ini menggunakan keong
sebagai medianya. Maka pada
pertemuan sosialisasi PDBK yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan
Puskesmas Kecamatan Lindu yang dihadiri oleh aparat pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat dan PKK pada tanggal
02 November 2012 bertempat di Balai Desa Anca dibuatlah beberapa kesepakatan, diantaranya ;
a. Mendukung program kesehatan Kecamatan
Lindu dalam rangka Penanggulangan Daerah Bermasalah Kesehatan
b. Menggerakkan peran serta masyarakat
melalui Posyandu
c.
Mengaktifkan dasa wisma untuk membantu
intervensi bidang kesehatan
d. Mendorong dan mengawasi kegiatan
kesehatan ibu dan anak khususnya mendorong bidan desa untuk tinggal didesa
e.
Mengaktifkan kembali desa siaga melalui
forum kesehatan desa
f.
Menindaklanjuti hasil sosialisasi daerah
bermasalah kesehatan ditingkat desa.
g. Peserta yang menandatangani komitmen ini
merupakan perwakilan dari peserta sosialisasi yang mewakili seluruh komitmen
peserta sosialisasi.
Berdasarkan buku panduan Revitalisasi Posyandu yang dibuat
oleh 3 lembaga yang mempunyai kepentingan bersama terhadap Posyandu yaitu
Kementrian Kesehatan, Kementrian Dalam Negeri serta ketua PKK Nasional maka
dirumuskanlah 7 tahapan dalam pelaksanaan revitalisasi Posyandu yaitu sebagai
berikut:
Tahapan Pelaksanaan
Revitalisasi Posyandu
1.
Pelatihan
Kader
Pelatihan kader
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sekaligus dedikasi
kader agar timbul kepercayaan diri untuk dapat melaksanakan tugas sebagai kader
dalam melayani masyarakat, baik di Posyandu maupun saat melakukan kunjungan
rumah.
Pelatihan kader akan
dititik beratkan pada keterampilan teknis menyusun rencana kerja kegiatan
Posyandu, cara menghitung kelompok sasaran yang menjadi tanggung jawab
Posyandu, cara menimbang, menilai pertumbuhan anak, cara menyiapkan kegiatan
pelayanan sesuai kebutuhan anak dan ibu, menyiapkan peragaan cara pemberian
makanan pendamping ASI dan PMT untuk anak yang berat badannya tidak naik,
memantau perkembangan ibu hamil dan ibu menyusui.
Kader yang telah dilatih
akan segera dilibatkan pada kegiatan Posyandu. Sedangkan pembinaan pasca
Pelatihan Kader akan dilakukan refreshing kader dalam bentuk cerdas cermat
kader Posyandu yang selanjutnya akan dilaksanakan lomba Posyandu Teladan.
2.
Meningkatkan
Jangkauan pelayanan melalui kegiatan pelayanan pada hari buka Posyandu dan
kunjungan rumah
1. Pelayanan
pada hari buka
Pelayanan Posyandu pada hari buka dilakukan dengan
menggunakan system 5 meja.
-
Jenis pelayanan minimal kepada anak
Balita dan Baduta, yaitu: Penimbangan, pemberian Makanan Pendamping ASI dan
Vit. A, Pemberian PMT, Imunisasi, pemantauan lumpuh layu dan pemantauan
kejadian ISPA, diare serta melakukan rujukan bila diperlukan.
-
Paket pelayanan pengembangan atau
pilihan adalah paket yang bisa ditambahkan di Posyandu yang disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat seperti program dana sehat (tabulin), program penyuluhan
penanggulangan penyakit endemis schistosomiasis, DBD dan malaria sebagai penyakit
endemis di kecamatan Lindu.
-
Pelayanan ibu hamil dan ibu menyusui. Untuk
ibu hamil dan menyusui pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan di meja ke 5
saat posyandu buka.
2. Pelayanan
dengan kunjungan rumah
Kunjungan rumah dilakukan oleh kader dan bila perlu
didampingi oleh pendamping dari tenaga kesehatan atau tokoh masyarakat sebelum
maupun sesudah jam buka posyandu. Kunjungan rumah meliputi:
a. Menyampaikan
undangan kekelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu saat hari buka
b. Mengadakan
pemutakhiran data bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan pemetaan keluarga
miskin
c. Intensifikasi
penyuluhan gizi dan kesehatan dasar
d. Melakukan
tindak lanjut temuan pada hari buka Posyandu dengan pemberian PMT
e. Pemantauan
status imunisasi dan lumpuh layu
f. Dengan
dukungan pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan oleh bidan atau
tenaga kesehatan dari puskesmas dan dapat membentuk kegiatan Kelompok Peminatan
Kesehatan Ibu dan Anak.
3.
Meningkatkan
peran serta masyarakat dan membangun kemitraan
Sebagai unit pelayanan yang berbasis masyarakat,
posyandu perlu mendapat dukungan dari masyarakat melalui peran serta agar
kegiatan Posyandu dapat berkelanjutan dan jangkauannya meluas sesuai kebutuhan
kelompok sasaran yang dilayani. kegiatan yang akan dilakukan:
1. Pemberian
bimbingan dalam rangka pengelolaan Posyandu dan kegiatan langsung berupa
pelayanan konseling dan rujukan yang dapat meningkatkan mutu Posyandu secara
menyeluruh ketenagaan, sarana dan pembiayaan bagi kelangsungan Posyandu yang
bersumber dari masyarakat.
2. Pembentukan
suatu lembaga unit pengelola Posyandu didesa yang anggotanya dipilih dari
masyarakat, dengan tugas untuk mengelola secara professional penyelenggaraan
Posyandu, termasuk memperhatikan masalah ketenagaan, sarana dan pembiayaan bagi
kelangsungan Posyandu yang bersumber dari masyarakat.
3. Pemberian
bantuan pembiayaan untuk Posyandu yang bersumber dari dana masyarakat, seperti
zakat dan sumbangan keagamaan dan pemberian bantuan sarana dasar untuk
pelaksanaan fungsi pokok Posyandu.
4. Membentuk
dan memperkuat jejaring antar posyandu dalam satu desa. Kemitraan inti kegiatan
berupa pelayanan langsung, pelatihan kader bersama, orientasi temu kerja, temu
konsultasi dan evaluasi serta penggerakan peran serta masyarakat agar
memperhatikan Posyandu sebagai unit pelayanan yang membantu keluarga dalam
pengembangan kualitas generasi masa depan.
4.
Optimalisasi
Kegiatan Posyandu
Mengoptimalkan kegiatan posyandu dengan cara
memenuhi sarana dan prasarana posyandu. Sehingga kegiatan Posyandu dapat
berlangsung secara optimal, baik saat hari buka maupun saat kunjungan rumah.
Sarana dasar seperti timbangan bayi, timbangan dewasa, Kartu Manuju Sehat, pita
LiLA, alat peraga memasak, bahan KIE, obat-obatan berupa Vit. A, tablet dan
sirup Fe, kapsul iodium, obat cacing, oralit, ATK dan format SIP untuk
menunjang kegiatan pelayanan minimal dan paket Tambahan sesuai jumlah kelompok
sasaran yang ditetapkan, merupakan syarat dasar untuk berfungsinya Posyandu
secara baik.
5.
Pelayanan
Menggunakan Sistem kafetarian (Pilihan Jenis Layanan)
Sistem kafetaria atau pilihan jenis layanan ini
dilaksanakan sesuai kebutuhan kelompok sasaran, meski secara umum setiap
Posyandu mampu memberikan pelayanan mulai dari paket minimum sampai paket
tambahan. Layanan ini tentu saja tidak boleh menghilangkan tugas pokok Posyandu
untuk menjadi unit pemantau tumbuh kembang anak, khususnya untuk memenuhi
kelompok sasaran yang paling rawan dalam proses tumbuh kembangnya yaitu Baduta.
Pada kegiatan ini posyandu juga memberikan layanan dalam pendidikan para ibu
bagaimana cara memelihara bayi dan balita secara tepat melalui peningkatan
kemampuan untuk mengamati adanya tanda-tanda penyimpangan dalam tumbuh kembang
anak.
6.
Memberikan
Perhatian Khusus pada Kelompok sasaran Berdasarkan Azas Kecukupan (terutama pada
Baduta)
Untuk menghindari pemborosan penggunaan sumber daya
yang tersedia serta mempertimbangkan urgensi dalam penyelamatan dan peningkatan
pengembangan SDM dini, maka dalam revitalisasi Posyandu perlu memberikan
perhatian khusus untuk pelayanan pada kelompok Baduta berdasarkan kecukupan
pelayanan Kelompok Baduta sebagai kelompok yang paling rentan terkena gangguan
dalam proses tumbuh kembangnya. Dengan menguatkan kapasitas Posyandu untuk
Deteksi Dini dan memperbaiki pertumbuhan anak Baduta, serta mencegah
peningkatan gangguan gizi yang tidak perlu terjadi.
7. Memperkuat
dukungan pendampingan dan pembinaan oleh tenaga professional dan Tokoh
Masyarakat
Secara teknis pendampingan dapat dilakukan oleh
tenaga professional pada saat posyandu buka, yakni melalui pelayanan pada meja
2, 3, 4, dengan cara meningkatkan keterampilan kader dalam menimbang, mencatat
hasil penimbangan pada kartu KMS maupun register dan memahami hasil
penimbangan, serta melakukan penyuluhan perorangan tentang hal-hal yang perlu
diketahui oleh para ibu baik untuk dirinya maupun untuk anaknya.
Secara teratur pembinaan harus dilakukan oleh
pengelola Posyandu di desa untuk memajukan penyelenggaraan Posyandu. Pembinaan
juga dilakukan oleh Kelompok Kerja dan analisis Posyandu Kecamatan, bidan desa,
dinas pendidikan, BKKBN, kepala desa dan tim penggerak PKK.
Pada Tanggal 17 dan 18
Desember 2012 yang lalu Puskesmas Lindu bersama kami tim Pencerah Nusantara
melaksanakan pelatihan Kader Posyandu yang bertempat di Puskesmas Lindu. Pelatihan
yang jika mengikuti kurikulum pelatihan kader maka seyogyanya pelatihan
tersebut dilakukan selama 5 hari. Akan tetapi dengan berbagai pertimbangan dari
tim puskesmas dan tim Pencerah Nusantara maka dibuatlah pelatihan untuk 2 hari
saja. Kamipun harus merapatkan kembali materi-materi apa saja yang harus dan
wajib kami berikan pada peserta pelatihan dari 11 materi yang ada di kurikulum
pedoman pelatihan kader Posyandu. Materi tersebut adalah:
1.
Persiapan dan pelaksanaan Posyandu
(Pelaksanaan kegiatan 5 langkah)
2.
Penggerakan Masyarakat dan kunjungan
rumah
3.
Teknik mengisi dan membaca KMS
4.
Pencatatan kegiatan Posyandu
5.
Penilaian masalah sasaran Posyandu.
Dari ke 5 materi diatas
tim pemateri yaitu gabungan dari Puskesmas Lindu dan Tim Pencerah Nusantara
membuat materi dan menyampaikannya secara maksimal. Beberapa materi seperti
Persiapan dan pelaksanaan posyandu, teknik mengisi dan membaca KMS serta materi
pencatatan kegiatan Posyandu dilakukan simulasi oleh kader peserta pelatihan
yang dibantu oleh fasilitator.
Pada akhir acara
pelatihan kami membuat suatu forum diskusi antara peserta pelatihan dan petugas
puskesmas. Pada forum ini dibahas tindak lanjut apa yang akan dilakukan oleh
masing-masing Posyandu serta membuat surat pernyataan yang isinya bahwa para kader
siap mensukseskan Posyandu di desa dan dusun masing-masing.
Pelatihan kader sendiri
adalah langkah awal yang wajib dilakukan dalam proses revitalisasi posyandu.
Maka masih panjang perjuangan untuk mengaktifkan kembali Posyandu di Kecamatan
Lindu untuk menjaga anak-anak penerus bangsa dari kesakitan dan tumbuh kembang
yang tidak maksimal karena ketidaktahuan ibu akan kesehatan anak dan kekurangan
ilmu para ibu hamil akan pentinganya gizi bagi mereka dan perkembangan
janinnya.
Rasanya satu tahun
tidaklah akan cukup bagi kami untuk melakukan itu semua. Satu tahun waktu yang
sangat singkat. Hingga sekarang kami terus melakukan advokasi ke pihak
pemerintah desa serta ke pihak kecamatan untuk menggiatkan kembali PKK yang ada
disana serta kembali mengalokasikan dana mereka untuk sector kesehatan
(Posyandu). Seyogyanya Posyandu adalah dari masyarakat dan untuk masyarakat
sendiri.
Kami menyadari bahwa
menumbuhkan rasa memiliki masyarakat terhadap Posyandu bukanlah perkara mudah.
Banyak pihak yang harus di “colek” atau harus di “Jitak” atau bahkan harus di
“cubit” sedikit untuk “membangunkan” mereka dari tidur panjangnya.
Anak-anak bangsa ini
harus tumbuh bersama gembira, bersama sehat, bersama belajar disekolah, bersama
kelapangan dan rasa sayang dari semua pihak.
Sedikit dari kami untuk
satu tahun kedepan, semoga mampu memberi rasa kepada anak-anak disini bahwa
kami menyayangi mereka, bahwa kami mecintai mereka dan mencintai Indonesia yang sehat dan bersahabat.
Lindu, 23 Desember 2012
Pukul 21.00 WITA
Utri
Kularia
Pencerah Nusantara Lindu Batch 1