Rabu, 25 Juli 2012

11 Tahun

Assalamu`alaikum...

11 tahun...
lama juga ya, kalau manusia umur 11 tahun itu lagi menjelang pubertas, lagi galau-galaunya, lagi alay-alaynya, lagi susah makannya, lagi banyak jerawatnya (Ups, pengalaman :D..), lagi bersemi-bersemi pokoknya mah, menjelang remaja ceritanya.

Alhamdulillah... 11 tahun sudah mengenakan hijab ini. Perubahan besar yang saya lakukan sebelas tahun yang lalu, membawa cerita tersendiri. Tak mudah memutuskannya untuk anak remaja seumuran itu. SMU kelas 1. Lagi asik-asiknya bermain, mencoba hal baru sebanyak mungkin dan bergaul. Tiba-tiba menjadi berbeda dari teman-teman yang lain, cara berpakaian sampai cara berpikir akhirnya pelan-pelan menjadi berbeda.

Seperti yang saya tulis diatas, seumuran SMU kelas 1, lagi mekar-mekarnya, lagi bersemangat mencoba hal-hal baru. perubahan terjadi mulai dari perilaku, sampai bentuk tubuh. SMP kelas 3 sebenarnya saya sudah mulai tidak nyaman dengan perubahan yang terjadi. Perasaan saya ketika itu, hampir semua mata melihat kesaya sepertinya dengan semangat '45 ingin menelan saya. Huhuhu :'(... Padahal pakaian saya ketika itu gak aneh-aneh, paling suka pakai kaos oblong sama celana gombrong. Gak suka pakai pakaian ngikutin gaya anak remaja waktu itu. Walo koleksi baju saya ada juga yang agak ngepres badan, tapi tetep dengan lengan panjang dan rok panjang.

Ketidaknyamanan itu akhirnya berakhir ketika saya memutuskan dengan tekat bulat untuk mengenakan hijab. Kelas 1 SMU mulai aktif ikut Rohis SMU. Awalnya lebih karena mentor di sekolah adalah mba-mba dan mas-mas yang pinter-pinter. Dulu mba-mba dan mas-masnya ada yang kuliah di FK Unsri, Teknik ITB, teknik Unsri, FE Unsri dan lain-lain. Dalam hati saya, mentor-mentor organisasi ini pinter-pinter, mau banget seperti mereka, rahasia mereka apa ya? kok bisa pinter seperti itu? Makin tertarik dengan mentor2 itu dan mau mencari tau apa sebenarnya rahasia mereka sampai mereka bisa seperti itu membawa saya makin semangat datang ke acara-acara Rohis. Semua hal diatas mempengaruhi saya untuk memutuskan berjilbab. Orang pakai jilbab panjang dan baju longgar gak bodoh kok, mereka yang pakai celana jingkrang semata kaki, pake jenggot tipis ternyata keren-keren lho. Buktinya mereka adalah calon-calon dokter dan enjiner keren. Kesimpulan saya saat itu bawa jilbab gak akan menghambat prestasi seseorang.

Akhirnya bilang ke mama bahwa mau pakai jilbab aja sekolahnya, dan dirumah juga mau pakai jilbab, kan gak boleh sembarang orang yang bisa lihat saya ma, begitu saya katakan. Dengan berbagai penjelasan akhirnya disetujuilah oleh mama. Walaupun diujung kalimat persetujuan itu dibilang "mama belum punya uang kalau mau membeli baju dan rok baru serta jilbabnya". Tapi temen-temen rohis dengan senang hati menjawab dan membantu permasalah kami saat itu.

Pagi-pagi sekali setelah solat subuh saya putar badan kiri, putar badan kanan didepan cermin mematut2 diri sebentar dengan baju, rok dan jilbab. Alhamdulillah, hari pertama kesekolah dengan jilbab. Baju dan rok sekolah bekas yang masih layak pakai milik salah satu teman di rohis, serta jilbab pemberian mentor rohis juga. Ingat sekali, baju yang diberikan ke saya tidak ada lokasi sekolah dan nama. Tapi karena saya pakai jilbabnya panjang menutup dada dan bahu, guru-guru gak berani periksa. Jadi tiap pemeriksaan kelengkapan seragam saya selalu lewat :))... Alhamdulillah(^_^)...

Hari pertama saya masuk sekolah dengan jilbab disambut takbir semua teman2 dimushola sekolah dengan memeluk sambil menangis. Akhirnya pakai jilbab juga. Ucapan selamat dan do`a-do`a terlantun, semoga tetap istiqomah dan terus berjuang untuk islam.. Senang rasanya disambut dido`akan layaknya orang yang baru tiba dari suatu tempat yang jauh, orang yang pindahan dari satu tempat ketempat yang lebih baik. Mungkin ini rasa yang namanya "hijrah" itu.

Akhirnya perjalanan panjang dimulai. perjalanan yang diwarnai pelangi, ibarat mendaki, ibarat mengarungi sungai berjeram tajam. Banyak ceritanya, bertemu teman yang begini, bertemu teman yang begitu. Mendapat kabar teman yang melepas jilbabnya dengan berbagai alasan, dari pekerjaan sampai pinda keyakinan. Mendapati berita yang dulunya rajin ngaji, paling solehah dimata kami, paling semangat diberbagai acara dan kepanitiaan mendapatinya tak lagi melakukannya dengan berbagai alasan. Yah, sepanjang waktu berlalu, perjalanan menujuNya berliku dan tajam. Siapa yang tahu kapan Allah akan mengambil kembali hidayah yang telah Dia berikan, semuanya dari Allah, maka kita yang dipinjami selayaknya menjaga dengan baik. Siapa yang menjamin kalau nanti kita berpulang ternyata dengan tangan kosong tak membawa sedikitpun bekal karena penodaan kita terhadap hidayah yang Allah berikan. Maka menjaga lebih sulit dari pada memulainya dulu. Bahkan kita yang berjilbabpun belum tentu lebih baik dari saudara kita yang belum berjilbab. Maka perbaikan diri terus menerus menjadi teramat penting... Jangan sampai Allah marah dan mengambil hidayah ini.

11 tahun, semoga tetap istiqomah, tetap dipercaya oleh Allah untuk menjaga hidayah ini....

Aamiiin...





Juli yang produktif ya:))... Alhamdulillah, penuh semangat menuliskan tiap peristiwa yang nantinya akan jadi kenangan.

Utri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar